
Mirip-Mirip Cerpen: Cinta dari Sudut Pandang Lain - Lakukan apa yang bisa kamu lakukan sekarang, terkadang kata nanti bisa menjadi tak pernah barang sekalipun. Ya begitulah kata pepatah,mungkin hal ini pula yang ia fikirkan, aku mencoba menggali lebih dalam apa yang ada di fikirannya, meneliti anatomi pemikirannya yang bisa kuterima, tak sedikit pula ada curiga kalau-kalau nanti kutemukan ketidaksesuaian dengan homo sapiens lainnya di ruangan ini. Nyatanya dia tak mengalami sedikitpun error, tuhan tak memberikan anugrah lain pada orang ini, ia sama dengan kami walaupun aku masih tak percaya dengan yang terjadi.
Sang alam, kodrat tuhan, terkadang memberi personifikasi yang begitu luar biasa. Ia bagaikan alunan nada indah yang mengiringi lagu yang kita dengar, membawa perasaan kedalam batas yang terkadang tak mampu kita ungkapkan, dan tentu saja semua cerita luar biasa dimulau dengan ungkapan luar biasa.
“gilaakk!”
Yah pada dasarnya memang selalu begitu, tak berdasar tapi selalu begitu. Hari itu, dengan senyuman yang terlihat mengerikan bagi kami, yang tentu saja senyuman terindah yang ia punya, menjadi modal awal. Sudah aku bayangkan hari itu, celana jeans, kaos gobrang, sepatu sket, jaket dan aktor utama kita, sebuah motor scoopy putih dengan seperangkat lengkap helm.
Jika anda sulit membayangkan bagaimana perawakannya, bayangkan saja Eros, vokalis Sheila On7, duduk diatas motor scoopy putih di depan sebuah kampus yang menamai dirinya persis seperti sebuah ibu kota suatu negara di eropa, Lontong School, ya anggap saja demikian, menunggu tepat digerbang masuk kampus tersebut.
Seorang laki-laki memang harus tangguh, begitu pula dengan si Eros, dalam versi KW tentunya, juga modifikasi unik dibibir, rambut gondrong dan perawakan kurus seperti sesorang yang terkena tipes tiap minggu, haruslah tangguh juga. Baginya cuma untuk menunggu barang beberapa waktu saja adalah hal kecil, walaupun kenyataannya ia telah menunggu dari siang hingga sore hari, dan jika anda pernah melihat iklan sebuah produk cat, tahan dalam segala cuaca baik terik ataupun derasnya hujan, seperti itu lah keadaan yang dialami Eros kita saat itu.
Selang beberapa waktu akhirnya penantian sang Eros akhirnya terbayarkan. Seseorang yang ia tunggu akhirnya muncul, gadis itu berjalan dalam derasnya hujan, gemericik percikan-percikan air berterbangan, dengan anggun, diiringi lagu ‘kau anugrah terindah yang pernah ku miliki’~
Ia menghampiri sang Eros, sebuah momen sempurna bagi video klip manapun. Tapi sempurna hanya dalam pandangan sutradara, sang gadis nyatanya mempunyai naskah tersendiri, naskah yang telah ia siapkan.
“kamu pulang aja sendiri, aku pulang sama yang laen!” Gadis itu berpaling, mauk ke dalam sebuah mobil yang namanya diambil dari sebuah genre musik dan berlalu.
Dunia memang penuh dengan anomali, tapi tetap saja aku tak mengeti dengan tingkah laku kami dengan si Eros. Hanya satu kata yang keluar dari mulut kami ketika pertama kali mendengar cerita si Eros
“hahahahahahahahahahahahaaa…!”
Yang lainnya mencoba memastikan kejadian yang ia dengar benar.
“jadi dia ama orang lain, dan lu udahan gitu aja?”
Si Eros malah begitu antusias menjawab
“iyaakk, gw keujanan, nungguin dari siang, dia sama orang lain, pake mobil!”
Kawan dunia memang penuh dengan hal-hal yang tak kita fahami. Terkadang kita butuh sudut pandang lain, seperti kisah ini.
Alkisah, seorang pemuda sedang berbahagia. Cinta, adalah hal terindah baginya saat itu. Jujur kawan, akupun kagum dengan wanita yang membuat pemuda itu mabuk kepayang. Kita sebut saja pemuda itu Tukul, maksudku tukang pukul, jika melihat perawakannya anda pasti percaya!.
Kekaguman saya dengan, kita anggap saja watu (wanitanya tukul) bukan tak beralasan. Wanitanya si Tukul itu begitu luar biasa, begitu luar biasa karna telah merubah Tukul secara total. Saya akan mengutip sebuah kalimat dari teman2 si Tukul yang menjelaskan kekaguman saya, semoga anda mengerti.
“lu abis jadian kek abis naek haji!”
Singkat cerita waktu berlalu. Pada suatu sore, saya, si Tukul dan beberapa orang yg tak bisa saya sebutkan namanya karna beberapa pertimbangan yang salah satunya karna bawaan manusia; lupa, sedang berbincang santai, kemudian menjauh, dan semakin jauh. Tibalah kami pada lelucon “naik haji”. Kriik, suasana seketika jadi sunyi. Si tukul kemudian berkata:
“lu engga tau aja ceritanya gimana!”
seseorang disudut kemudian membalas
“gimana, gimana?”
Akhirnya si Tukul mulai mengambil ancang-ancang, menarik nafas dalam-dalam*inigwtambah2insih ??
“suatu hari” si Tukul mulai bercerita
“Dia(wanitanya si tukul) nelponin terus, 3 kali*fyi: saat ini saya masih melakukan kajian korelasi makna terus dengan 3 kali #gagalfaham*
“Kata gw, kenapa ini anak(dia) nelponin mulu, ehh ternyata, dia ke sini(tempat si tukul) di bonceng pake motor Tinja, mau ngasih tau kalo dia mau nikah sama yang ngebonceng dia.”
Kami, dengan penuh rasa simpati hanya mampu berkata
“hahahahahahahahahaaaaa…”
Walaupun gw saat itu bisa memahami, sorot mata si Tukul menjelaskan betapa menyakitkannya hal itu, bukan kawan, bukan kejadian itu yang menyakitkan. Kenyataanlah yang menyakitkan. Kenyataan yang membuat si Tukul tak bisa berbuat apa.
Eros dan Tukul memang memiliki respon yang berbeda semenjak negara api menyerang*plak dari mereka gw mengerti, mereka masih inget pelajaran fisika ‘NEVER PUSH AGAINST THE WALL’.